Kamis, 17 Maret 2011

a little story

kiki mendengar sayup-sayup suara orang bercakap-cakap dalam tidurnya.
ia menajamkan telinga, tidak salah lagi, memang ada orang bercakap-cakap.
kiki membuka matanya perlahan, menatap tembok kamar.
ini bukan kamar salah satu kakaknya, ini kamar orang tuanya.
berarti yang bercakap-cakap adalah ayah dan ibunya.
tapi kenapa ibu seperti sedang menangis?
kiki menajamkan telinganya lagi sambil mempertahankan posisi tidurnya, berharap ayah dan ibu tidak menyadari ia mendengar percakapan mereka.


kiki tertegun mendengar percakapan ayah dan ibu.
ini tentang dirinya. tentang dirinya yang selalu mengikuti ibu saat ibu kerja, dan ternyata kinerja ibu disangsikan karena keberadaannya!
kiki ingin menangis juga.
apa yang telah ia lakukan hingga asma ibu kambuh dan menangis malam-malam begini?
ibu yang selalu ada untuknya, ibu yang sangat ia sayangi,
ibu yang kuat, menangis tersedu-sedu karenanya!
apa yang telah ia lakukan pada ibu?
kiki menangis dalam hati.


ayah dan ibu telah meninggalkan kamar untuk sholat subuh.
kiki masih berpura-pura tidur.
sepeninggal ayah dan ibu, ia berpikir, apa yang harus dilakukannya agar ibu tidak lagi disangsikan?



"dek, ayo berangkat," ibu menyuruh kiki bersiap pergi bersamanya ke kantor.
kiki menggeleng, "nggak usah bu, aku di rumah aja"
"lho, kenapa?"
"nggak pa-pa"
"berani ta?"
"berani,besok-besok juga aku di rumah aja. aku berani kok, kan udah gede," kiki tersenyum meyakinkan. ibu pun meninggalkan berbagai pesan sebagai bentuk kekhawatirannya meninggalkan anak bungsunya yang masih tk seorang diri, dan kiki hanya mengangguk tak fokus.
benar, satu-satunya jalan adalah dengan tidak lagi ikut ibu bekerja.
ia harus kuat, tidak boleh takut, tidak ada apa-apa di rumah.
ini rumahnya.
kiki terus menguatkan diri.


***




"ki, udah mo pulang?"
"yup, di rumah nggak ada orang nih, aku tadi disuruh masak juga"
"kamu mandiri banget ya. ya udah, ati-ati"
kiki hanya tersenyum getir menerima pujian itu.
ia bukannya mandiri, tapi ia harus mandiri

0 comments:

Posting Komentar